Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Mudik Periksa Komponen Ini di Motor

Kompas.com - 16/09/2008, 13:01 WIB

Pemudik yang ingin pulang kampung naik sepeda motor boleh dibilang saat ini paling nyaman. Terutama jarak tempuhnya dari  Jakarta menuju Jawa Tengah dan sebaliknya, terhindar dari kemacetan. Supaya lancar ke tempat tujuan, para bikers  perlu mendata komponen fast moving yang perlu diperiksa kondisinya. Dan bila perlu diganti agar perjalanan lancar.

Barangkali, tidak semua pemilik motor paham akan komponen fast moving. Apalagi langkah serta waktu pengecekan masing-masing bagian umurnya berlainan. Sehingga  kemungkinan terjadi selisih waktu atau jarak ketika proses penggantian komponen.

Inilah komponen tersebut.

Oli Mesin
Jika oli masih punya jarak tempuh 1.000 km, sedangkan rute mudik di atas itu, sebaiknya diganti baru. Karena, untuk sekali penggantian oli punya masa pakai 2 bulan atau 2000 – 3.000 km. Selain itu, untuk menjaga performa dan kerja mesin. “Oli yang sudah lama tetap terus dipakai, kualitasnya turun dan mempercepat keausan permukaan yang digesek,” jelas edi Selamat, mekanik Selta Motor di Condet, Jakarta Timur.

Busi
Wajib diganti bila sudah menempuh 6.000 km atau 4 bulan dan pengecekan dilakukan setiap 3.000 km. Jika lewat dari batas waktu tersebut, biasanya ada endapan arang atau elektroda busi sedikit aus. Sehingga mengakibatkan motor sulit hidup atau tenaga motor berkurang.
Bila sisa waktu pemakaian tinggal 1.000 km, sebaiknya ganti baru kalau jaraknya lebih dari itu. Seumpama harus dibersihkan, gunakan sikat kawat dan ampelas. Kemudian setting celah busi pakai filler ukuran 0,6 – 0,7 mm.

Rantai
Kalaupun harus mengganti rantai, mesti satu set. Selain rantai, juga berikut gigi utama dan yang kecil. Untuk penggantian memang tak ada batas waktu. Tapi hampir semua mekanik menyarankan memeriksa rantai setiap 4.000 km.
Untuk memastikan rantai harus diganti, melihat kekenduran dan posisi penyetelannya. Jika baut penyetelan sudah mentok ke belakang, rantai sebaiknya diganti saja. “Ganti harus satu set dengnan gir. Sebab, kalau mata gir sudah lancip akan mengikis rantai yang baru,” saran Maman Sugiman, kepala instruktur HMTC

Kampas rem
Waktu penggantian kampas rem cakram dan kampas rem teromol syaratnya tidak jauh dengan rantai penggerak. Disarankan memeriksanya setiap 4.000 km. Untuk memeriksa batas waktu pengantian kampas rem di teromol, caranya jauh lebih mudah. Bisa dilacak lewat jarum penunjuk di tuas pengukit yang ada di teromol.
Sementara untuk perangkat model cakram, memastikan ketebalan kampas bisa diintip dari batas volume minyak rem di master rem. “Atau kalau mau sedikit repot, lihat kedalaman alur calah di kampas apakah sudah mulai rata. Sebab itu tanda kalau kampas minta diganti,” lanjut Maman alias Boim yang tugas di Jl Tole Iskandar, Depok.


Ban
Termasuk salah satu komponen paling vital dan perlu pengecekan ekstra, terutama ketebalan alur atau kembang ban. Bila kembangnya sudah aus, memungkinkan keseimbangan motor jadi terganggu. Bahkan, tingkat gesek dan pengereman ban ke aspal jadi kurang maksimal. Disarankan untuk memeriksa ketebalan setiap 4.000 km. Sebab, bila batas pemakaian kembang ban sudah melebihi ukuran 1,6 mm sebaiknya ban diganti baru. Itu baru aman. (KR15)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Travel Update
Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Travel Update
Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Travel Update
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Travel Update
Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary
3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

Jalan Jalan
Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Travel Tips
Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Travel Update
787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com